Jumat, 05 November 2010

little family in a big meaning


face d world will b easier if we r 2gether
Buah pernikahanku dengan seorang Khaerul Saleh, A.Md, melahirkan satu orang anak laki-laki bernama Hafidz Ghaisan Almahiri yang lahir pada tanggal 09 Januari 2009. Ichan atau Boy panggilanku untuknya. Ichan memang terlahir cerdas (amiiin ya Allah....... .red). Sungguh sangat hyperactive, ga jarang bikin orang di sekitarnya ngeluh cape'.

Seiring dengan perjalanan sang waktu si mungil ichan yang terlahir dengan berat 3,8 kg dan tinggi 51 cm kini mulai tumbuh & berkembang dengan cepat.

Tepat tgl 07 April 2010 si kecil Ghaisan mulai bisa berjalan dengan gagah yang menandakan bahwa dia adalah anak lelakiku yang berani melawan rasa takutnya. Selain berjalan dia pun sudah bisa bicara, berharap kata pertama yang dia sebut adalah Bunda atau minimal Nda, tapi alhamdulillah kata pertama yang bisa dia sebut adalah "bah atau sesekali dia bisa bilang abbah". Dan hari ini dia sudah mampu bicara setiap kata apapun, bisa dengan lengkap dan ga jarang ada huruf yang ketinggalan.

Saking pinternya anakku ini, sampai suatu hari keinginan untuk mendaftarkannya sekolah tinggi sekali. Namun sayang di PAUD dekat rumah ditolak, belum cukup umur katanya. Akhirnya Ghaisan kecil hanya ikut mengaji sore hari, untungnya Ustadznya adalah kakak sepupu jadi bebas mao keluar masuk kek, mao sambil digendong kek, mao sambil ngejailin anak yang laen kek, yang penting ga nangis ga masalah katanya.

Banyak tetangga yang bilang "Ghaisan, kecil-kecil dah ngaji ya..... kalo anak kita disuruh ngaji malah susah". Semoga semangat Ichan untuk belajar apapun ga akan pernah surut. Karena dengan belajarlah kita bisa menghadapi apapun tantangan yang ada.

Cerita tentang Ghaisan ga akan pernah selesai, semua hal tentangnya menarik untuk dibuat tulisan. Satu lagi yang juga ga akan pernah bosan untuk saya jadikan bahan tulisan, Khaerul saleh, suamiku ini adalah lulusan Fahutan-IPB jurusan Teknologi Hasil Kayu dan insyaallah mulai tahun ini akan kuliah lagi. "He is a hardworker" yang kadang sampai lupa bahwa kehadiran dirinya sedang ditunggu 2 orang yang sayang sama dirinya. "He is a social minded" yang kadang suka mementingkan kebutuhan orang lain ketimbang kebutuhan dirinya, bahkan ga jarang si abah meluangkan waktunya hanya untuk sebuah "Proyek Tengkyu". Extraordinary Husband.

Dibalut rasa syukur kepada sang Pencipta Illahi Robbi, kami bertiga seakan seperti tiga sekawan yang berusaha selalu kompak,sehati dan setia. Kami bertekad menjalankan kehidupan yang demokratis, terarah, santun serta Islami. Agenda keluar rumah bersama menjadi sebuah acara yang kami rindukan. Karena kami menganggap bahwa saat itu adalah detik-detik yang paling berharga, detik-detik yang bisa membawa kita ke perasaan yang teramat sangat nyaman bersama orang-orang terkasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar