Sabtu, 13 Agustus 2011

Perlahan dirinya berubah...

Subhanallah........

Tepat 2 tahun 7 bulan 5 hari yang lalu dirinya telah mengubah diri ini menjadi seorang perempuan yang komplit, mengubah diri ini menjadi seseorang yang keridhoannya sangat diperlukan, mengubah diri ini menjadi seseorang yang berderajat 3 tingkat lebih tinggi dari seorang laki-laki.
Terima kasih sayang.........
my little prince........  

Hafidz Ghaisan Almahiri


Baby blues juga pernah dialami diri ini, merasa hidup terbatasi, merasa bahwa realisasi mimpi sudah saatnya dihentikan, merasa tidak punya waktu lagi untuk kepentingan diri sendiri, pokoknya merasa segalanya telah dirampas oleh dirinya.

Menyusui memang menjadi pilihan diri ini, meskipun di saat jam kantor terpaksa harus memberinya susu formula. Dulu kadang diri ini merasa bahwa Mr. Ghaisan tidak pernah paham bundanya capek atau nggak, kapan pun beliau butuh, diri ini harus siap untuk segera duduk dan menyusuinya. Lama kelamaan jadi terbiasa dan keikhlasan mulai timbul. Bersyukur baby blues itu datang hanya di 2 pekan pertama.

Sekarang sudah 7 bulan 2 minggu diri ini tidak menyusuinya. Kangen masa-masa itu, masa dimana diri ini bebas memeluknya, mendekapnya, memangkunya tanpa adanya penolakan dari dirinya.Ternyata Ghaisan itu baik sama bundanya, dulu sewaktu masih menyusuinya, dirinyalah yang sering meminta bahkan memaksa diri ini untuk mengistirahatkan tubuh ini dengan cara minta disusui, yang berarti diri ini dipaksa untuk sejenak duduk manis atau berbaring.

Perlahan dirinya berubah...........
Secara fisik, tanpa terasa yang dulu kulit tubuhnya sangat sensitif ketika disentuh kini sudah utuh tanpa ada bagian yang terkelupas, giginya sudah penuh, lehernya sudah bisa tegak, badannya sudah gagah, kakinya sudah kuat sehingga lihai sekali untuk menendang (baik bola maupun menendang temennya), raut wajahnya sudah terlihat jelas perpaduan wajah bunda & abahnya, dll.

Kemampuannya pun berubah,...... sudah banyak kosa kata yang mampu diucapkan dengan jelas, sudah mampu berhitung (meskipun terkadang suka ngaco), sudah ada beberapa kata dalam bahasa inggris yang mampu dikatakannya, sudah mampu bernyanyi sendiri tanpa dibantu (hanya lagu-lagu tertentu), sudah mampu mengkritik, sudah mampu melawan ketika diberitahu, sudah mampu bertanya tanpa akhir (alias nanyaaaaaa melulu), sudah punya cita-cita tanpa diajarkan dan diarahkan (Maunya jadi ABRI~ btw dia ngerti gak yah kalo mo jadi ABRI itu susah), dll.

Ma'rifatullah juga mulai berubah,..... dirinya sudah tahu bahwa ALLAH yang telah menciptakannya, sudah tahu masjid itu rumah ALLAH, sudah tahu gerakan sholat, sudah tahu kalau tidak sholat akan masuk neraka dan dicambuk, sudah tahu di neraka itu banyak setan dan ada api, sudah tahu berdoa itu ke ALLAH, dll deh pokoknya.

Kepekaan terhadap kondisi sosial pun mulai berubah.... ada cerita: sewaktu jam istirahat di sekolah, ada seorang bapak tua memikul barang dagangannya yaitu pisang dan nenas dalam jumlah banyak membuat Mr.Ghaisan iba dan akhirnya dia berkata "bun, kasian yah,....",  karena merasa diabaikan oleh diri ini, akhirnya dia mengulanginya "bun, kasian...., bun..... kasian.....". Maksud dirinya itu, bundanya harus beli dagangan bapak tua itu. Subhanallah...... terharu dan bangga memiliki anak yang baru berumur 3 tahun kurang itu mampu berkata-kata seperti itu. Semoga sampai akhir hayatnya.amiiin....

Sejak tgl 11 Juli 2011 dirinya berubah menjadi anak sekolahan, Play group di TK Islam Qita Ciomas Bogor, dirinya belajar di kelas bintang. Semoga itu menjadi langkah awal dirinya menuju kesuksesan di dunia dan akhirat. Amiiin....


Lagi-lagi diri ini harus bilang bahwa dirinya perlahan semakin berubah....... bayi mungilku akan berubah menjadi pria tampan yang gagah dan penuh semangat menggapai mimpinya untuk menjadi seseorang. Akan menjadi apapun dirinya nanti,beliau akan tetap menjadi seorang anak yang tersayang..............






Rabu, 03 Agustus 2011

Pekerjaan Penuh Cibiran Tapi Bergaji Paling Mahal

Hufffffh...... 
Berulang kali diri ini dipojokkan oleh mereka yang sok tau. 

Sejak 6 bulan yang lalu saya memutuskan untuk menanggalkan karier saya yang pada saat itu sedang di puncak, banyak orang termasuk keluarga terdekat yang menganggap bahwa itu adalah keputusan yang salah. Padahal mereka sangat paham bahwa tujuan saya adalah hanya ingin menjadi ibu yang seutuhnya.

Jika dulu ada yang bertanya apa cita-cita saya jika besar nanti, maka saya akan menjawab,akan menjadi dokter, wartawan, guru atau polwan. Diri ini tidak pernah ragu bahwa suatu hari saya akan kuliah dan akan menjadi seseorang yang profesional. Bahkan gak jarang diri ini berkhayal akan menjadi seorang perempuan dewasa dengan pakaian kantor yang elegan, tas kerja yang bermerk, dan selalu menjadi orang penting di kantor karena memiliki ide-ide kreatif yang briliant. Dan saya bermimpi selalu meeting dengan orang penting yang pembicaraannya dengan bahasa tinggi. Dan pastinya gaji yang diterima tinggi pula.

Saat itu tidak pernah terlintas bahwa diri ini sekarang akan bekerja sebagai manager di suatu rumah kecil dan tidak memiliki bawahan yang biasanya akan sangat membantu, tapi saya memiliki 2 orang partner yang luar biasa, Mr.Khaerul dan Mr. Ghaisan.

Banyak orang menganggap bahwa diri ini bukanlah seseorang lagi, perempuan yang tidak punya pekerjaan, perempuan yang nantinya akan downgrade, perempuan yang hidupnya hanya bergantung pada seseorang.

Di awal masa itu, perasaan ini memang terbawa oleh apa yang dikatakan orang, tapi tidak untuk sekarang. Mereka tidak pernah mengerti bahwa justru sekarang saya telah menjadi seorang perempuan dengan karier yang sangat tepat dengan jabatan yang paling tinggi di mata Allah SWT, Saya adalah seorang Ibu. Saya menjadi seseorang dengan multitasking, mulai dari sebagai home designer, accounting, guru, penghibur, koki, dll. Kemudian mengenai downgrade atau tidak adalah pilihan dan saya telah memilih untuk menjadi seseorang yang tidak downgrade, kesempatan online 24 jam d rumah adalah kesempatan emas untuk meningkatkan pengetahuan, mengunjungi toko buku juga membuat diri ini banyak belajar, hal yang juga membantu adalah pertanyaan-pertanyaan Mr. Ghaisan yang memaksakan diri ini harus belajar terus. Dan agar tidak hanya bergantung pada suami, saya mencoba membantu usaha suami.

Pekerjaan ini tidak pernah saya cita-citakan sebelumnya, tapi saya sudah memilihnya, bayaran yang saya terima sangat mahal, yaitu setiap saat saya dibayar dengan pelukan seorang Mr. Ghaisan yang dulu hanya pagi hari dan malam hari.

Satu hal yang terkadang terlupakan oleh kita, bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga memang merupakan jabatan yang hina di mata manusia, tapi merupakan jabatan seorang perempuan yang paling mulia di mata Allah SWT. Amiiin......